1.jpg)
Haurgeulis, 6/07/2025 — Kabar membanggakan datang kembali dari dua alumni MA Nurul Hikmah Haurgeulis Angkatan ke-29 yang juga merupakan sahabat sejak kecil. Soleh Nurhudin dan Imas Patmawati resmi menyandang gelar sarjana setelah menyelesaikan studi di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon pada tahun ini.
Soleh Nurhudin, anak dari seorang petani dan pedagang, berhasil menyelesaikan studi di Jurusan Tadris IPS. Dalam tugas akhirnya, Soleh menulis skripsi berjudul "Perbandingan Prestasi Belajar Siswa dengan Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Model Pembelajaran Presentasi pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di MTs Nurul Hikmah Gantar Kabupaten Indramayu".
Mengisahkan perjuangannya, Soleh mengaku tantangan terberat selama kuliah adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan menjaga konsistensi dalam kesabaran dan keikhlasan. “Gelar ini saya persembahkan untuk orang tua saya, sebagai wujud restu dan doa yang tak pernah putus,” ungkapnya.
Setelah lulus, Soleh berencana mengabdikan diri di dunia pendidikan dengan mengajar di sekolah negeri atau swasta. Ia juga memiliki harapan besar untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 jika rezeki dan kesempatan mendukung.
Sementara itu, Imas Patmawati juga mencetak prestasi membanggakan dengan menyelesaikan studi di Jurusan Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Skripsinya berjudul "Analisis Cerita Rakyat Cirebon Ki Bagus Rangin dan Nyi Mas Gandasari Bermuatan Heroisme serta Pemanfaatannya sebagai Modul Ajar Bahasa Indonesia". Karya ini tidak hanya menjadi bagian dari syarat kelulusan, tetapi juga menjadi bentuk kontribusi awalnya dalam melestarikan budaya lokal sekaligus mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih bermakna dan kontekstual.
Perjalanan akademik Imas penuh warna dan tantangan. Ia mengaku mengalami berbagai rintangan, mulai dari kesulitan memahami materi kuliah, kesibukan dalam mengelola waktu antara tugas dan aktivitas lain, hingga tekanan mental selama menyusun skripsi. “Ada kalanya saya merasa lelah dan ragu pada kemampuan sendiri,” ungkapnya. Namun, tekad yang kuat dan dukungan dari orang-orang terdekat menjadi energi utama yang mengantarkannya hingga garis akhir.
Sambung Imas bercita-cita menjadi guru Bahasa Indonesia dan berkontribusi dalam dunia pendidikan melalui pengajaran bahasa dan sastra, serta terus mengembangkan kompetensi diri untuk kemajuan pendidikan di tanah air.
Keduanya adalah contoh nyata bahwa ketekunan, semangat, dan dukungan orang-orang tercinta mampu mengantar pada pencapaian yang membanggakan. MA Nurul Hikmah Haurgeulis merasa bangga atas keberhasilan para alumninya dan mendoakan mereka agar sukses dalam setiap langkah ke depan.
Madrasah Aliyah Nurul Hikmah Haurgeulis merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di wilayah barat Kabupaten Indramayu, tepatnya berlokasi di Kecamatan Haurgeulis. Sejak didirikan pada tahun 1990 dan memperoleh izin operasional setahun kemudian, madrasah ini telah menjadi pelopor pendidikan berbasis nilai keislaman dan kebangsaan di daerahnya. Momentum bersejarah terjadi saat peresmian madrasah ini, yang secara langsung diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-4, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Kehadiran ulama kharismatik KH. Fuad Hasyim dari Buntet Pesantren Cirebon menambah semarak dan keberkahan dalam peresmian tersebut. Selama lebih dari tiga dekade, MA Nurul Hikmah Haurgeulis terus menunjukkan konsistensinya dalam menyelenggarakan pendidikan berkualitas. Dengan mengintegrasikan sistem pendidikan umum dan pesantren, madrasah ini mengedepankan pembentukan karakter siswa melalui akhlakul karimah, pembinaan intelektual, serta pendalaman ilmu agama yang kokoh. Di tengah arus modernisasi, MA Nurul Hikmah Haurgeulis tetap teguh pada nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, menjadikannya sebagai lembaga yang tidak hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga berakhlak mulia dan berjiwa kepemimpinan. Mewujudkan Madrasah Yang Beradab dan Berperadaban. 
