.jpg)
Indramayu, 5/07/2025 — Kabar membanggakan kembali datang dari dunia pendidikan Indramayu. Ahmad Suwandi (Akrab disapa Suwandi) , alumni Madrasah Aliyah (MA) Nurul Hikmah Haurgeulis, berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur. Ia lulus dari Program Studi Hukum Tata Negara dengan prestasi membanggakan, sekaligus membawa pulang semangat juang yang patut menjadi inspirasi banyak generasi muda.
Selama kuliah, Suwandi menjadi penerima beasiswa KIP Kuliah, program bantuan pendidikan dari pemerintah bagi mahasiswa kurang mampu namun berprestasi. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut, Suwandi terus berusaha menyelesaikan kuliahnya tepat waktu meski dihadang berbagai tantangan.
Dalam skripsinya yang berjudul "Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat yang Tinggal di Industri Minyak dalam Perspektif Hukum Positif dan Maqashid Syari'ah (Studi Kasus di Desa Balongan, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu)," Suwandi mengangkat isu penting yang sering luput dari perhatian publik. Ia mengkaji bagaimana hukum negara dan prinsip-prinsip dalam maqashid syari'ah dapat bersinergi untuk melindungi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri migas.
"Wilayah Balongan adalah salah satu daerah yang dekat dengan kilang minyak besar di Indramayu. Warga di sana kerap menghadapi risiko lingkungan dan keselamatan. Saya ingin melihat bagaimana hukum bisa hadir untuk melindungi mereka secara komprehensif, baik dari sisi legal formal maupun etika syariat Islam," ungkap Suwandi.
Namun, perjuangan Suwandi dalam menyelesaikan skripsi tersebut tidak mudah. Ia mengaku sempat diliputi rasa malas dan keraguan terhadap kemampuannya sendiri. “Halangan terbesar justru datang dari diri saya sendiri. Rasa malas dan keinginan untuk menunda sering kali muncul,” katanya jujur.
Meski begitu,Suwandi menyadari bahwa ia memikul tanggung jawab besar, bukan hanya kepada dirinya sendiri, tapi juga kepada keluarga, guru-guru, dan teman-teman yang telah mendukungnya sejak awal.
“Saya adalah penerima beasiswa. Kalau saya tidak lulus tepat waktu, itu seperti mengkhianati kepercayaan orang-orang yang sudah peduli pada saya. Dari situ dorongan mulai muncul. Saya tidak ingin mengecewakan mereka,” tambahnya.
Dukungan dari teman, kerabat, dan terutama doa orang-orang terdekat menjadi bahan bakar semangatnya. Setiap tantangan ia hadapi dengan tekad dan ketekunan. Kini, Ahmad Suwandi berdiri di titik baru sebagai seorang sarjana hukum yang siap memberikan kontribusi bagi masyarakat, khususnya dalam bidang advokasi dan perlindungan hak-hak sipil.
Suwandi berharap, perjuangannya dapat menjadi inspirasi bagi adik-adik kelasnya di MA Nurul Hikmah Haurgeulis maupun bagi para pelajar lain yang sedang menempuh pendidikan tinggi. “Jangan pernah menyerah hanya karena sulit. Kadang, musuh terbesar adalah diri kita sendiri. Tapi kalau kita bisa melawan itu, insyaAllah keberhasilan akan datang,” tutupnya penuh makna.